ABSTRAK
RFID (Radio-Frequency IDentification) merupakan sebuah
teknologi compact wireless yang diunggulkan untuk mentransformasi dunia komersial.
Sebagai suksesor dari barcode, RFID dapat melakukan kontrol otomatis untuk banyak
hal. Sistem system RFID menawarkan peningkatan efisiensi dalam pengendalian inventaris (inventory
control), logistik dan manajemen rantai supply (supply chain management).
Oleh karena itu, terdapat kepentingan yang besar pada
enterprise maupun agen-agen pemerintah untuk secara intensif mempercayakan
pada sistem ini, khususnya para peritel dan para pembuat produk consumer yang
besar. Sasaran jangka panjang organisasi-organisasi tersebut adalah mengintegrasikan
RFID pada level ritel.
Adopsi yang meluas dari RFID telah memunculkan
kekuatiran akan persoalan keamanan dan privasi pada para konsumen dan masyarakat umum.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, dilakukan studi mengenai aspek privasi
pada sistem system RFID. Studi tersebut akan membahas identifikasi masalah,
solusi-solusi yang sudah pernah ditawarkan serta pemilihan solusi yang tepat
berdasarkan solusi-solusi yang sudah pernah ditawarkan.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Radio Frequency Identification (RFID) atau Identifikasi
Frekuensi Radio adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana
yang disebut label RFID atau transponder untuk menyimpan dan mengambil data
jarak jauh. Label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau
dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan
manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Label
RFID terdiri atas mikrochip slikon dan antena. Label yang pasif tidak
membutuhkan sumber tenaga, sedangkan label yang aktif membutuhkan sumber tenaga
untuk dapat berfungsi.
Teknologi RFID menjadi jawaban atas berbagai kelemahan
yang dimiliki teknologi barcode yaitu selain karena hanya bisa diidentifikasi
dengan cara mendekatkan barcode tersebut ke sebuah reader, juga karena
mempunyai kapasitas penyimpanan data yang sangat terbatas dan tidak bisa
deprogram ulang sehingga menyulitkan untuk menyimpan dan memperbaharui data
dalam jumlah besar untuk sebuah item. Salah satu solusi menarik yang kemudian
muncul adalah menyimpan data tersebut pada suatu silikon chip, teknologi inilah
yang dikenal dengan RFID. Kontak antara RFID tag dengan reader tidak dilakukan
secara kontak langsung atau mekanik melainkan dengan pengiriman gelombang
electromagnet. Berbeda dengan smart card yang biasa dipakai di kartu telepon
atau kartu bank yang juga menggunakan silikon chip, kode-kode RFID tag bisa
dibaca pada jarak yang cukup jauh.
·
Komponen RFID
Suatu sistem RFID secara utuh terdiri atas 3 komponen yaitu :
1. Tag RFID, dapat berupa stiker, kertas atau plastik dengan beragam
ukuran. Didalam setiap tag ini terdapat chip yang mampu menyimpan sejumlah
informasi tertentu.
2. Terminal Reader RFID, terdiri atas RFID-reader dan antena yang akan
mempengaruhi jarak optimal identifikasi. Terminal RFID akan membaca atau
mengubah informasi yang tersimpan didalam tag melalui frekuensi radio. Terminal
RFID terhubung langsung dengan sistem Host Komputer.
3. Host Komputer, sistem komputer yang mengatur alur informasi dari
item-item yang terdeteksi dalam lingkup sistem RFID dan mengaturkomunikasi
antara tag dan reader. Host bisa berupa komputer stand-alonemaupun terhubung ke
jaringan LAN / Internet untuk komunikasi denganserver.
Gambar 1.2 Gambar Komponen pada RFID
·
Label RFID
Label RFID atau yang biasa disebut RFID tag sendiri,
pada dasarnya merupakan suatu microchip berantena, yang disertakan pada suatu
unit barang. Dengan piranti ini, perusahaan bisa mengidentifikasi dan melacak
keberadaan suatu produk. Seperti halnya barcode, yang memiliki Universal
Product Code(UPC), sebuah tag RFID memiliki Electronic Product Code (EPC)
berisiidentitas produk tersebut, mulai dari nomor seri, tanggal produksi,
lokasi manufaktur, bahkan tanggal kadaluarsa. EPC adalah identifikasi
produk generasi baru, mirip dengan UPC atau barcode. Seperti halnya barcode,
EPC terdiri dari angka-angka yang menunjukkan kode produsen, produk, versi dan nomor
seri. Namun, EPC memiliki digit ekstra untuk mengidentifikasi item yang unik. Ukuran
bit EPC yang mencapai 96-bit memungkinkannya secara unik mengidentifikasi
lebihdari 268 juta produsen, masing-masing memiliki lebih dari satu juta jenis produk,
sementara sisanya masih mencukupi untuk melabel seluruh produk individualnya.
Informasi EPC inilah yang tersimpan di dalam chip RFID.
·
Type RFID
RFID tag dapat bersifat aktif atau pasif.
- RFID Pasif
RFID tag yang pasif tidak memiliki power supply sendiri.
Dengan hanya berbekal induksi listrik yang ada pada antena yang disebabkan oleh
adanya frekuensi radio scanning yang masuk, sudah cukup untuk memberi kekuatan
yang cukup bagi RFID tag untuk mengirimkan respon balik. Sehubungan dengan
power dan biaya, maka respon dari suatu RFID yang pasif biasanya sederhanya,
hanya nomor ID saja. Dengan tidak adanya power supply pada RFID tag yang
pasif maka akan menyebabkan semakin kecilnya ukuran dari RFID tag yang
mungkin dibuat. Beberapa RFID komersial yang saat ini sudah beredar di pasaran
ada yang bisa diletakkan di bawah kulit. Pada tahun2005 tercatat bahwa RFID tag
terkecil berukuran 0.4 mm x 0.4 mm dan lebih tipis daripada selembar kertas.
Dengan ukuran sekian maka secara praktis benda tersebut tidak akan terlihat
oleh mata. RFID tag yang pasif ini memiliki jarak jangkauan yang berbeda mulai
dari 10 mm sampai dengan 6meter. RFID tag yang pasif harganya bisa lebih murah
untuk diproduksi dan tidak bergantung pada baterai.
- RFID aktif
RFID tag yang aktif, di sisi lain harus memiliki power
supply sendiri dan memiliki jarak jangkauan yang lebih jauh. Memori yang
dimilikinya juga lebih besar sehingga bisa menampung berbagai macam informasi
didalamnya. Jarak jangkauan dari RFID tag yang aktif ini bisa sampai sekitar100
meter dan dengan umur baterai yang bisa mencapai beberapa tahun lamanya.
Perbedaan sifat antara RFID aktif dan pasif dapat dilihat pada tabel dibawah
ini
Tabel 1.1 perbedaan RFID aktif dan RFID pasif
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penulisan tentang RFID adalah :
Penelitian difokuskan pada bagaimana cara kerja RFID dan kegunaannya
pada kehidupan sehari hari :
1.
Menjelaskan bagaimana cara
kerja RFID
2.
Penerapan RFID pada
perpustakaan
3.
Penerapan RFID pada supermarket
seperti hero
Tujuan dan Manfaat
·
Tujuan
Penggunaan RFID untuk maksud tracking pertama kali
digunakan sekitar tahun 1980 an. RFID dengan cepat mendapat perhatian karena
kemampuannya dalam men-tracking atau melacak object yang bergerak. Seiring
dengan perkembangan teknologi, maka teknologi RFID sendiripun juga berkembang
sehingga nantinya penggunaan RFID bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari.
·
Manfaat
1.
RFID lebih cepat dalam proses
pengidentifikasiannya. RFID lebih tahan terhadap kondisi seperti kotoran kimiawi debu dan
lainnya dalam pembacaannya
2.
RFID memiliki pembaca yang
tidak bergerak sehingga lebih awet untuk investasi kepemilikan aset jangka
panjang
3.
RFID lebih susah digandakan
atau di tiru serta di copy.
BAB 2
LANDASAN TEORI
Radio Frequensi Identification (RFID) sudah banyak
digunakan pada pabrik sangat bermanfaat untuk mendukung rantai manajemen dan
pengendalian persediaan. RFID dapat mengidentifikasi objek secara otomatis,
RFID dapat diprediksi akan mengganti barcode yang telah terlebih dahulu
dikenal, Menurut Weis “ One familiar optical barcode is the Universal Produck
Code (UPC) designed in 1973 dan banyak di gunakan pada banyak produk untuk
konsumen. Kemajuan produksi dari silikon membuat RFID berharga murah . Sistem
RFID terdiri dari Tag frekuensi Radio atau Transponder dan Tag reader atau
receiver. Tag reader meminta isi yang dipancarkan oleh signal RF.
Menurut Arianto, Teknologi RFID bergantung pada
transmisi data nirkabel melalui medan elektro magnetik. Jantung teknologi ini
adalah perangkat yang dinamakan RFID tag. RFID tag adalah sebuah label
identifikasi berisi chip yang dapat diprogram, dilengkapi dengan sebuah antena
mini. RFID tag bisa dibaca dengan sebuah reader yang dikendalikan komputer
tanpa harus membutuhkan direct line-of-sight seperti halnya pembaca barcode.
Jangkauan reader ini bisa mencapai satu meter.Supaya informasi yang tersimpan
di chip bisa dibaca, reader memancarkan medan frekuensi elektro magnetik yang
diterima oleh antena mini di RFID tag. Melalui hubungan elektronis ini, data
yang tersimpan bisa dibaca, diproses dan diedit. Tenaga chip terintegrasi ini
dipasok melalui medan frekuensi radio yang dipancarkan oleh reader, sehingga
RFID tidak membutuhkan sumber tenaga yang terpisah.
Menurut Wilkinson, Penyederhanaan integrasi perangkat-perangkat RFID
dengan aplikasi-aplikasi bisnis berbiaya terjangkau menjadikan
perusahaan-perusahaan dapat memperoleh banyak manfaat bisnis dari RFID.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Sistem dan cara
kerja RFID
Suatu sistem RFID dapat terdiri dari beberapa komponen,
seperti tag, tag reader, tag programming station, circulation reader, sorting
equipment dan tongkat
inventory tag. Keamanan dapat dicapai dengan dua cara. Pintu security dapat
melakukan query untuk menentukan status keamanan atau RFID tag-nya berisi bit
security yang bisa menjadi on atau off pada saat didekatkan ke reader station.
inventory tag. Keamanan dapat dicapai dengan dua cara. Pintu security dapat
melakukan query untuk menentukan status keamanan atau RFID tag-nya berisi bit
security yang bisa menjadi on atau off pada saat didekatkan ke reader station.
Kegunaan dari sistem RFID ini adalah untuk mengirimkan
data dari piranti portable, yang dinamakan tag, dan kemudian dibaca oleh RFID
reader dan kemudian diproses oleh aplikasi komputer yang membutuhkannya. Data
yang dipancarkan dan dikirimkan tadi bisa berisi beragam informasi, seperti ID,
informasi lokasi atau informasi lainnya seperti harga, warna, tanggal pembelian
dan lain sebagainya.
Dalam suatu sistem RFID sederhana, suatu object
dilengkapi dengan tag yang kecil dan murah. Tag tersebut berisi transponder
dengan suatu chip memori digital yang di dalamnya berisi sebuah kode produk
yang sifatnya unik. Sebaliknya, interrogator, suatu antena yang berisi
transceiver dan decoder, memancarkan sinyal yang bisa mengaktifkan RFID tag
sehingga dia dapat membaca dan menulis data ke dalamnya. Ketika suatu RFID tag
melewati suatu zone elektromagnetis, maka dia akan mendeteksi sinyal aktivasi
yang dipancarkan oleh si reader. Reader akan men-decode data yang ada pada tag
dan kemudian data tadi akan diproses oleh komputer.
3.2 Penggunaan RFID
1. Low frequency
RFID tag banyak digunakan untuk identifikasi pada
binatang, beer keg tracking, keylock pada mobil dan juga sistem anti
pencuri. Binatang peliharaan seringkali ditempeli dengan chip yang kecil sehingga
mereka bisa dikembalikan kepada pemiliknya jika hilang. Di Amerika
Serikat, frekuensi RFID yang digunakan ada dua yaitu 125 kHz (standar aslinya) dan
134.5 kHz (yang merupakan standar internasional).
2. High-frequency
RFID tag sering digunakan pada perpustakaan atau toko buku, pallet tracking, akses kontrol pada gedung, pelacakan bagasi pada pesawat terbang dan apparel item tracking. Ini juga digunakan secara luas pada identifikasi lencana, mengganti keberadaan kartu magnetik sebelumnya. Lencana ini hanya perlu dipegang dalam suatu jarak tertentu dan reader-nya langsung dapat mengenali siapa pemegang lencana tersebut. Kartu kredit American Express Blue saat ini sudah mengandung RFID tag dengan high-frequency.
RFID tag sering digunakan pada perpustakaan atau toko buku, pallet tracking, akses kontrol pada gedung, pelacakan bagasi pada pesawat terbang dan apparel item tracking. Ini juga digunakan secara luas pada identifikasi lencana, mengganti keberadaan kartu magnetik sebelumnya. Lencana ini hanya perlu dipegang dalam suatu jarak tertentu dan reader-nya langsung dapat mengenali siapa pemegang lencana tersebut. Kartu kredit American Express Blue saat ini sudah mengandung RFID tag dengan high-frequency.
3.UHF RFID
tag sering digunakan secara komersial pada pallet dan pelacakan
container, pelacakan truk dan trailer pada pelabuhan kapal laut.
4. Microware
RFID tag seringkali digunakan dalam akses kontrol jarak jauh kendaraan bermotor.
RFID tag seringkali digunakan dalam akses kontrol jarak jauh kendaraan bermotor.
3.3 Implementasi RFID
Pengimplementasian RFID
1. Beberapa gerbang tol, seperti FasTrak di California, sistem
I-Pass di Illionis dan juga South Luzon Expressway E-Pass di Filipina sudah
menggunakan RFID tag untuk electronic toll collection -nya. RFID tag tadi akan
dibaca seketika ketika suatu kendaraan bermotor melewati gerbang tol dan
informasi tadi akan digunakan untuk mendebet account toll-nya. Ini tentu saja
akan mempercepat traffic yang ada pada gerbang tol yang sebelumnya sering
macet. Contoh lain misalnya sensor seismik bisa dibaca dengan menggunakan RFID
transceiver sehingga akan menyederhanakan proses pengambilan data.
2. Pada bulan Januari 2003, Michelin, produsen ban terkemuka
mengumumkan bahwa mereka memulai testing terhadap RFID transponder yang ditanam
ke dalam ban produk mereka. Setelah proses testing yang memakan waktu selama 18
bulan, maka mereka berjanji akan menawarkan ban yang dilengkapi dengan RFID
kepada para produsen mobil. Tujuan mereka adalah membuat sistem pelacakan ban
yang sesuai dengan undang-undang di Amerika Serikat, TREAD Act (Transportation,
Recall, Enhancement, Accountability and Documentation Act).
3. Kartu yang dilengkapi dengan RFID juga sudah mulai digunakan
secara umum sebagai suatu media electronic cash, seperti Octopus Card di Hong
Kong dan lain sebagainya.
4. Mulai tahun model 2004, pilihan "SmartKey" sudah
ada pada Toyota Prius dan juga beberapa model pada Lexus, dimana pada kunci
mobilnya dilengkapi dengan RFID tag sehingga mobil bisa mengenali adanya kunci
tersebut dalam jarak 3 feet dari sensornya. Pengendara mobil bisa membuka pintu
mobil dan mulai menyalakan mobil ketika kunci mobil masih berada dalam tas atau
saku.
5. Pada bulan Agustus 2004, Ohio Department of Rehabilitation
and Correction (ODRH) menyetujui kontrak senilai USD$ 415,000 untuk mencoba
teknologi pelacakan yang bekerjasama dengan Alanco Technologies. Ini akan
digunakan oleh narapidana dimana mampu untuk mendeteksi narapidana yang
berusaha untuk melepaskan alat ini dan akan mengirimkannya ke sistem komputer
di penjaran tersebut. Proyek ini bukanlah yang pertama pada penjara di Amerika
Serikat, karena penjara yang lain di michigan, california dan ironisnya sudah
menerapkan teknologi yang sama.
6. Chip RFID yang bisa diimplant di binatang juga bisa
diimplant di tubuh manusia. Perusahaan yang bernama Applied Digital Solutions
mengajukan chip RFID yang bisa ditanam di bawah kulit sebagai solusi untuk
mengidentifikasi adanya fraud, akses ke gedung, akses ke komputer, menyimpan
catatan kesehatan seseorang dan juga untuk sistem anti penculikan. The Baja
Beach Club di Barcelona Spanyol menggunakan Verichip yang diimplant untuk
mengidentifikasi pelanggan VIP mereka.
7. Amal Graafstra, seorang pengusaha asal Amerika, sudah
mengimplant dirinya dengan RFID chip, tepatnya di tangan kirinya, pada awal
tahun 2005. Chip tersebut panjangnya 2 mm dan dengan diameter 2 mm. Chip itu
memiliki jangkauan pembacaan sejauh dua inci (atau 50 mm). Prosedur
implantasinya dilakukan oleh seorang dokter bedah kosmetik.
3.4 RFID V.S barcode
UPC/EAN
RFID tag seringkali dianggap sebagai pengganti dari
barcode UPC atau EAN. Ini
disebabkan karena RFID memiliki berbagai macam keuntungan dibandingkan dengan penggunaan barcode. Mereka mungkin tidak akan seluruhnya mengganti teknologi barcode, dikarenakan karena faktor harga, tetapi dalam beberapa kasus nantinya penggunaan RFID akan sangat berguna. Kode unik yang tersimpan dalam RFID juga bisa panjang dibandingkan dengan kode UPC yang terbatas. Keunikan dari kode RFID maksudnya adalah bisa dilacak dari suatu lokasi ke lokasi yang lainnya sampai dengan ke tangan pelanggan. Ini bisa membantu perusahaan untuk melawan aksi pencurian dan bentuk-bentuk product loss yang lainnya. RFID juga sudah diajukan untuk penggunaan pada point-of-sale yang menggantikan kasir dengan suatu mesin otomatis tanpa harus melakukan barcode scanning. Ini tetapi harus dibarengi dengan turunnya harga RFID tag agar bisa dilakukan secara luas di masyarakat.
disebabkan karena RFID memiliki berbagai macam keuntungan dibandingkan dengan penggunaan barcode. Mereka mungkin tidak akan seluruhnya mengganti teknologi barcode, dikarenakan karena faktor harga, tetapi dalam beberapa kasus nantinya penggunaan RFID akan sangat berguna. Kode unik yang tersimpan dalam RFID juga bisa panjang dibandingkan dengan kode UPC yang terbatas. Keunikan dari kode RFID maksudnya adalah bisa dilacak dari suatu lokasi ke lokasi yang lainnya sampai dengan ke tangan pelanggan. Ini bisa membantu perusahaan untuk melawan aksi pencurian dan bentuk-bentuk product loss yang lainnya. RFID juga sudah diajukan untuk penggunaan pada point-of-sale yang menggantikan kasir dengan suatu mesin otomatis tanpa harus melakukan barcode scanning. Ini tetapi harus dibarengi dengan turunnya harga RFID tag agar bisa dilakukan secara luas di masyarakat.
|
Barcode
|
RFID pasif
|
Kondisi Baca
|
Line of Sight (LOS)
|
Non-Los
|
Posisi baca
|
Vertikal atau horisontal dengan toleransi tertentu
|
Bebas, segala kondisi memenuhi
|
Kecepatan Baca
|
Relative (2-5 detik)
|
< 100 milidetik
per item
|
Jarak baca
maksimum
|
± 7 cm (pendek)
|
± 30 cm (pendek)
± 3 m (menengah)
± 10 m (jauh)
|
Kemampuan
|
Baca saja
|
Baca dan/atau tulis
|
Kapasitas memori
|
kecil
|
hingga 64kB atau lebih
|
Proses pembacaan
|
Per item, proses satu per satu
|
Multi item (100 unit) per proses
|
Kondisi buruk
(debu, air )
|
Merusak label barcode, pembacaan error
|
Tidak berpengaruh
|
Kemudahan duplikasi
|
Mudah
|
hampir mustahil
|
Tabel 1.2 Perbandingan kemampuan RFID dengan Barcode
3.5 kontroversi tentang
RFID
Penggunaan RFID juga mengundang berbagai kontroversi.
Ada empat alasan sehubungan privasi dalam penggunaan RFID, yaitu:
1.
Pembeli suatu barang (yang
dilengkapi RFID tag) tidak akan tahu keberadaan dari RFID tag atau bahkan tidak
dapat untuk melepasnya.
2.
RFID tag dapat dibaca oleh
pihak lain dalam jarak yang jauh tanpa sepengetahuan pemiliknya.
3.
Jika suatu barang yang
mengandung RFID tag Anda beli dengan menggunakan kartu kredit, maka akan sangat
mungkin untuk mengasosiasikan ID tersebut dengan identitas si pembeli.
4.
EPC global sedang membuat
suatu standar untuk memberikan suatu ID yang unik secara global dan ini
dikhawatirkan akan menimbulkan masalah privasi dan juga masih belum begitu
perlu untuk beberapa aplikasi.
Beberapa keluhan mengenai privasi utama RFID adalah:
pemilik barang tentu tidak akan selalu tahu keberadaan
sebuah tag RFID dan tag dapat dibaca pada jarak tanpa pengetahuan tentang
individu.
Jika item tagged dibayar untuk menggunakan kartu kredit
atau sehubungan dengan penggunaan kartu yang loyalitas, maka akan dapat
langsung menyimpulkan identitas dari pembeli dengan membaca global yang unik ID
item (dalam tag RFID)
RFID tag dapat dibaca oleh pihak lain dalam jarak yang jauh tanpa
sepengetahuan pemiliknya.
Jika suatu barang yang mengandung RFID tag Anda beli
dengan menggunakan kartu kredit, maka akan sangat mungkin untuk mengasosiasikan
ID tersebut dengan identitas si pembeli.
EPCglobal sedang membuat suatu standar untuk memberikan suatu ID
yang unik secara global dan ini dikhawatirkan akan menimbulkan masalah privasi
dan juga masih belum begitu perlu untuk beberapa aplikasi.
Gambar 1.3 salah satu logo stop RFID
3.6 RFID Reader dan Tag
1.
RFID Reader
Berfungsi untuk membaca kode-kode dari RFID tag (label) dan
membandingkannya dengan data di memori reader.
2.
RFID Tag
Berfungsi untuk menyimpan kode-kode sebagai pengganti identitas.
3.
RFID Tag Terdiri dari tiga
bagian
·
Lapisan pelindung dari benturan
maupun resiko proses yang berlangsung
·
Lilitan antena dan sebuah
kapasitor membentuk rangkaian yang beresonansi pada frekuensi tertentu. Antena
akan menangkap induksi medan elektromagnet dari RFID reader dan mengubahnya
menjadi sumber tenaga bagi chip
·
ID chip yang akan memodulasi
arus yang merepresentasikan bib-bit sinyal. Bit-bit sinyal ini berisi kode yang
tersimpan dalam ID chip. Panjang bit sinyal berbeda-beda untuk setiap produsen
RFID tag.
Gambar 1.4 Tag RFID
RFID tag juga dapat dibedakan berdasarkan tipe memori yang
dimilikinya :
1. Read / Write (Baca/Tulis)
Memori baca/tulis secara tidak langsung sama seperti
namanya,memorinya dapat dibaca dan ditulis secara berulang-ulang. Data
yangdimilikinya bersifat dinamis.
2. Read only (Hanya baca)
Tipe ini memiliki memori yang hanya diprogram pada saat tag ini
dibuat dan setelah itu datanya tidak bisa diubah sama sekali. Data bersifat
statis.
3.7 Proses RFID
RFID reader yang bisa ditempatkan sebagai pengganti
kunci di pintu rumah atau kendaraan, mengeluarkan gelombang radio dan
menginduksi RFID tag. Gelombang induksi tersebut berisi password, jika dikenali RFID tag,
memori RFID tag(ID Chip) akan terbuka. RFID tag akan mengirimkan kode yang terdapat
dalam memori ID Chip melalui antena yang terpasang di tag. Jika sesuai, RFID
reader akan membuka kunci. Untuk menghindari usaha penggandaan dan pencurian
kode kunci, RFID akan membuat kode kunci yang baru. Kode yang baru ini akan
disimpan ke memori RFID reader dan dikirimkan ke RFID tag yang akan disimpan di
memori ID Chip.
Contoh penerapan RFID
Di Indonesia
Busway TransJakarta
Flazz BCA
Waterboom PIK
E-Tol Card Mandiri
Di luar negeri
Passports
Product Tracking
Animal Identification
Portals / entrance
3.8 Kelebihan dan
Kelemahan RFID
·
Kelebihan
1.
Data yang dapat ditampung lebih
banyak daripada alat bantu lainnya (kurang lebih 2000 byte)
2.
Ukuran sangat kecil (untuk
jenis pasif RFID) sehingga mudah ditanamkan dimana-mana
3.
Bentuk dan design yang flexibel
sehingga sangat mudah untuk dipakai diberbagai tempat dan kegunaan karena chip
RFID dapat dibuat dari tinta khusus
4.
Pembacaan informasi sangat
mudah, karena bentuk dan bidang tidak mempengaruhi pembacaan, seperti sering
terjadi pada barcode, magnetik dll.
5.
Jarak pembacaan yang flexibel
bergantung pada antena dan jenis chip RFID yang digunakan. Seperti contoh
autopayment pada jalan tol, penghitungan stok pada ban berjalan, access gate.
6.
Kecepatan dalam pembacaan data.
·
Kelemahan
1.
Akan terjadi kekacauan
informasi jika terdapat lebih daripada 1 chip RFID melalui 1 alat pembaca
secara bersamaan, karena akan terjadinya tabrakkan informasi yang diterima oleh
pembaca (kendala ini dapat terselesaikan oleh kemampuan akan kecepatan
penerimaan data sehingga chip RFID yang masuk belakangan akan dianggap sebagai
data yang berikutnya)
2.
Jika terdapat freq overlap (dua
freq dari pembaca berada dalam satu area) dapat memberikan informasi data yang
salah pada komputer/pengolah data sehingga tingkat akuransi akan berkurang
(permasalahan ini dipecahkan dengan cara pengimplementasian alat diteksi
tabrakan freq atau menata peletakan area pembacaan sehingga dapat menghindari
tabrakan)
3.
Gangguan akan terjadi jika
terdapat freq lain yang dipancarkan oleh peralatan lainnya yang bukan
diperuntukkan untuk RFID, sehingga chip akan merespon freq tersebut (freq Wifi,
handphone, radio pemancar, dll)
4.
Privasi seseorang akan secara
otomatis menjadi berkurang, karena siapa saja dapat membaca informasi dari diri
seseorang dari jarak jauh selama orang tersebut memiliki alat pembaca, sebagai
contoh seseorang dapat membaca jumlah uang yang dimiliki orang lain didalam
dompetnya.
3.9 Masalah Privasi pada
Sistem RFID
RFID memunculkan dua kekuatiran utama bagi para
pengguna, yaitu pelacakan tersembunyi (clandestine tracking) dan pengumpulan data secara
diam-diam (clandestine inventorying). Tag RFID merespon interogasi reader
tanpa memberitahu pemilik atau pembawanya. Karena itu jika berada pada
rentang pembacaan reader, scanning diam-diam (clandestine scanning) pun
mengancam. Ancaman terhadap privasi muncul ketika sebuah nomor seri tag
dikombinasikan dengan informasi pribadi, sebagai contoh, ketika seorang konsumen
membayar dengan kartu kredit, toko yang melayaninya dapat membuat link antara
identitas konsumen tersebut dengan nomor seri tag yang ada padanya. Penjual
kemudian dapat mengidentifikasi profil konsumen menggunakan jaringan
reader-reader RFID, baik di dalam toko maupun di luar.
Tag-tag tertentu, khususnya tag EPC, selain menyimpan
nomor seri juga menyimpan informasi tentang item-item yang dipasanginya,
biasanya berupa informasi tentang pabrik pembuatnya, serta kode produk. Oleh
karena itu orang yang membawa tag EPC dapat mengalami clandestine inventorying.
Sebuah reader secara diam-diam dapat dapat menentukan obyek-obyek yang dibawa seseorang
dan memanen informasi pribadi penting, misalnya jenis obat yang sedang
dibawanya sehingga dapat diketahui penyakit yang dideritanya, loyalty card yang
dibawanya sehingga dapat diketahui tempat langganan belanjanya, ukuran bajunya,
kesukaan aksesorisnya, dan lain-lain.
- Isu Privasi yang Menyelimuti Penggunaan RFID
Sementara raksasa-raksasa korporat mengunggulkan
kelebihan teknologi RFID, para pemerhati kebebasan sipil memperingatkan bahwa
kemampuan melacak orang, produk, kendaraan dan bahkan uang akan menciptakan
dunia Orweli di mana para penegak hukum dan peritel penasaran dapat dengan
mudah membaca isi tas tangan seseorang (dengan memasang reader RFID di
dekatnya) yang mungkin tidak disadari oleh yang bersangkutan. Kekuatiran
tersebut bukan tanpa alasan. Saat ini, sebagian reader RFID memiliki kapasitas
untuk membaca dan ditransmisikan oleh berbagai macam tag RFID. Ini berarti
bahwa jika seseorang memasuki toko dengan membawa beberapa tag RFID (misalnya
yang ada pada baju atau kartu dalam dompet) salah satu reader RFID dapat
membaca data yang diemisikan oleh seluruh tag dan sinyalnya direlay oleh
produk-produk dalam toko. Kapasitas ini memungkinkan peritel yang menggunakan
reader RFID untuk mengkompilasi profil yang lebih lengkap dari pembeli dibandingkan
dengan yang mungkin diperoleh dari scanning terhadap barcode dari barang-barang
belanjaan konsumen. Menyadari akan hal-hal tersebut di atas, banyak pihak
mengangkat isu kekuatiran tersebut ke permukaan. Pengumuman rencana penggunaan
teknologi RFID oleh berbagai perusahaan maupun agen pemerintah sering menuai
kritik dari para pemerhati privasi. Ketika Benetton mengumumkan rencana untuk
memasang tag RFID pada pakaian produksinya para pemerhati memperingatkan
potensi penyalahgunaan dari sistem semacam itu dan Benetton pun setuju untuk menundanya.
Keputusan Wal-Mart untuk mengimplementasikan teknologi RFID untuk
pelacakan barang dagangan dalam kemasan menimbulkan kekuatiran jika hal
tersebut akan mendorong penyebaran tag dalam kemasan barang dangangan ke mana-mana,
meskipun pihak eksekutif perusahaan manyatakan akan mencopot tag dari barang
yang sudah dibeli. Pada rencana penanaman tag RFID pada ban oleh Michelin, para
kritikus berargumen bahwa tag-tag tersebut akhirnya dapat memberitahukan
ke mana dan kapan kendaraan suatu kendaraan pergi. Demikian juga dengan
rencana penanaman tag RFID pada uang kertas Euro banyak pihak
menghawatirkan jika teknologi tersebut dapat mengeliminir anonimitas
perolehan uang.
Batasan dan sifat alamiah dari isu privasi terkait dengan
penggunaan RFID di kalangan pemerintahan maupun komersial tergantung kepada maksud
spesifik penggunaannya. Sebagai contoh, penggunaan teknologi ini untuk
pengontrolan barang inventaris umum tidak akan menimbulkan banyak kekuatiran
privasi. Lain halnya dengan penggunaan RFID oleh pemerintah untuk melacak gerakan
dari perjalanan orang-orang di wilayah suatu negara, hal ini akan
membangkitkan kekuatiran dari pihak-pihak yang terkena dampaknya. Isu privasi
terkait dengan implementasi RFID meliputi pemberitahuan mengenai keberadaan atau
penggunaan teknologi tersebut, pelacakan gerakan-gerakan individu, profiling
kebiasaan, selera atau kesukaan individu, serta kemungkinan penggunaan sekunder
dari informasi.
1. Pemberitahuan.
Masyarakat mungkin tidak menyadari bahwa teknologi ini sedang
digunakan jika mereka tidak diberitahu bahwa alat tersebut digunakan.
Demikian juga para konsumen, mereka mungkin tidak menyadari bahwa tag-tag
RFID dipasang pada item-item yang sedang mereka cari atau beli, atau
barang-barang yang sudah dibelinya sedang discan jika tidak diberi tahu.
2. Pelacakan.
Pelacakan adalah pencarian lokasi secara real-time atau mendekati
real-time, di mana pergerakan seseorang diikuti oleh scanning RFID.
Laporan-laporan media massa menguraikan kekuatirkan tentang caracara di mana
anonimitas tampaknya terancam oleh pelacakan lokasi. Banyak kelompok
kebebasan sipil mengkuatirkan aplikasi teknologi ini untuk pelacakan
gerakan masyarakat, seperti di lokasi sekolah umum, dan menyebabkan kehilangan
anonimitas di tempat-tempat umum. Sebagai tambahan, survey publik
periodik telah menunjukkan ketidaktenteraman yang nyata akan kemampuan
potensial dari pemerintah untuk memantau gerakan gerakan maupun
transaksi-transaksi masyarakat. Tiga agen di Amerika Serikat juga mengindikasikan
bahwa penggunaan teknologi ini dapat memungkinkan pelacakan gerakan para buruh.
3. Profiling.
Profiling adalah rekonstruksi dari pergerakan-pergerakan atau transaksi-transaksi
seseorang dalam periode tertentu, biasanya digunakan untuk menggali sesuatu
tentang kebiasaan, selera atau kesukaan seseorang. Oleh karena tag berisi
identifier yang unik maka sekali suatu item bertag diasosiasikan dengan
individu tertentu, informasi yang dapat mengidentifikasi secara
pribadi pun dapat diperoleh dan kemudian dapat digabungkan untuk
mengembangkan profil individu tesebut. Baik pelacakan maupun profiling tracking
dapat mengganggu privasi dan anonimitas seseorang.
4. Pemakaian sekunder.
Selain dari isu-isu tentang pemakaian terencana dari informasi yang
didapat dari sistem RFID, terdapat juga kekuatiran tentang kemungkinan
organisasi-organisasi dapat mengembangkan penggunaan sekunder terhadap
informasi tersebut, yaitu bahwa informasi sebenarnya dikumpulkan untuk suatu
tujuan kemudian pada kesempatan tertentu juga dimanfaatkan untuk
keperluan lainnya. Hal ini diistilahkan sebagai penyelewengan misi atau
fungsi (“mission-” atau “function-creep”). Sebagai contoh histori Social
Security Number (SSN) memberikan banyak bukti tentang bagaimana suatu
identifier yang dikembangkan untuk tujuan khusus telah menjadi basis dari
banyak fungsi yang lain, baik oleh pemerintah maupun nonpemerintah.
Pemakaian sekunder dari SSN telah menjadi masalah, bukan karena
kontrol teknis, melainkan karena perubahan kebijakan dan prioritas-prioritas
administratif.
- Kategori Sistem RFID
Secara kasar sistem-sistem RFID dapat dikelompokkan menjadi empat
kategori sebagai berikut
1) Sistem EAS (Electronic Article Surveillance) : Umumnya
digunakan pada toko-toko untuk menyensor
ada tidaknya suatu item. Produk-produk diberi tag dan reader berantena besar
ditempatkan di masing-masing pintu keluar toko untuk mendeteksi pengambilan
item secara tidak sah.
2) Sistem Portable Data Capture : dicirikan oleh penggunaan reader
RFID yang portabel yang memungkinkan sistem ini digunakan dalam seting yang
bervariasi.
3) Sistem Networked : dicirikan oleh posisi reader yang tetap yang
terhubung secara langsung ke suatu sistem manajemen informasi terpusat,
sementara transponder berada pada orang atau item-item yang dapat dipindahkan.
4) Sistem Positioning : Digunakan untuk identifikasi lokasi
item-item atau
kendaraan.
Pemanfaatan Teknologi RFID
Jika di masa lalu barcode telah menjadi cara utama untuk
pelacakan produk, kini sistem RFID menjadi teknologi pilihan untuk tracking manusia, hewan
peliharaan, produk, bahkan kendaraan. Salah satu alasannya adalah kemampuan
baca tulis dari sistem RFID aktif memungkinkan penggunaan aplikasi interaktif.
Selain itu, tag juga dapat dibaca dari jarak
jauh dan melalui berbagai substansi seperti salju, asap, es, atau cat di
mana barcode telah terbukti tidak dapat digunakan. Gagasan untuk menggunakan
teknologi RFID akhir-akhir ini merebak, baik di kalangan agen-agen pemerintah
maupun perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa contoh nyata agenda berbagai organisasi
pemerintah maupun perusahaan dalam rencananya untuk mengimplementasikan
teknologi RFID sebagaimana diuraikan oleh.
1) Pelacakan pakaian : Produsen pakaian Benetton merencanakan untuk memasang tag
RFID di dalam item-item ritel. Peralatan yang ditanam tersebut memungkinkan
Benetton untuk melacak individu-individu dan barang inventaris yang
mereka miliki dengan me-link-kan nama konsumen dan informasi kartu
kredit dengan nomor seri pada suatu item pakaian.
Demikian juga Marks & Spencer, salah satu peritel terbesar di
Inggris, mengumumkan untuk memulai memasang tag pada item-item pakaian dengan tag UHF
mulai musim gugur 2003. Tag UHF adalah teknologi RFID generasi baru yang
menyediakan kecepatan transfer data yang cepat dan rentang baca yang lebih
jauh. Marks & Spencer telah secara ekstensif menggunakan peralatan
tracking pada divisi penjualan makanannya.
2) Pelacakan barang dagangan dalam kemasan : Gillette, Wal-Mart, dan
Tesco, rantai supermarket berbasis di Inggris, bergabung untuk menguji
rak-rak yang dapat melacak secara real-time terhadap barang-barang dalam toko.
“Rak-rak pintar” akan dapat membaca gelombang frekuensi radio yang diemisikan
oleh chip mikro yang ditanam dalam jutaan silet dan produk-produk
lainnya. Wal- Mart merencanakan untuk menguji rak Gillette diawali di toko yang
berlokasi di Brockton. Jika sukses, Wal-Mart juga merencanakan untuk bergabung dengan Procter
& Gamble untuk menguji hal serupa pada produk-produk kosmetik dan
telah mendukung 100 top suppliernya untuk menggunakan pelacak barang nirkabel
pada 2005. Para eksekutif Wal-Mart mengatakan bahwa perusahaan hanya akan menggunakan chips RFID untuk melacak barang
dagangan dan akan melepasnya jika sudah dibeli.
3) Pelacakan ban : pembuat ban Michelin baru-baru ini memulai
pengujian sistem identifikasi ban dengan frekuensi radio untuk ban mobil
penumpang dan truk kecil. Transponder RFID dipasang di dalam ban dan menyimpan informasi
identifikasi yang dapat diasosiasikan dengan nomor identifikasi kendaraan.
4) Pelacakan uang : Bank Sentral Eropa melaju dengan rencananya
untuk menanamkan tag RFID setipis rambut manusia di dalam serat uang
kertas Euro pada tahun 2005 meskipun menuai banyak protes. Tag-tag tersebut memungkinkan
uang untuk mencatat informasi tentang setiap transaksi. Pemerintah dan agen-agen
peradilan menyambut teknologi tersebut sebagai cara untuk mencegah
pencucian uang, transaksi pasar gelap dan bahkan permintaan kuitansi
kosong dari koruptor.
5) Pelacakan pasien dan orang : Rumah Sakit Alexandra di Singapura
belum lama ini menerapkan sistem tracking di bagian gawat daruratnya
karena sadar akan kekuatiran wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Dengan sistem ini seluruh pasien, pengunjung dan karyawan yang memasuki
rumah sakit diberi sebuah kartu yang ditanami chip RFID. Kartu dibaca oleh
sensor yang dipasang di langit-langit yang mencatat secara tepat waktu
masuk dan keluarnya seseorang. Informasi ini tersimpan dalam komputer selama
21 hari. Teknologi ini juga memungkinkan untuk dengan segera melacak
orang-orang yang pernah kontak dengan seorang penderita SARS.
6) Sistem pembayaran : Pada tahun 1997, ExxonMobil mengembangkan aplikasi
pembayaran nirkabel yang diberi nama Speedpass. Sejak itu enam juta konsumen
dapat melakukan pembayaran dengan cara ini pada 7.500 lokasi Speedpass-enabled.
Sekarang, banyak merchant dan peritel mencari
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
Kepentingan organisasi-organisasi, baik perusahaan
maupun agen pemerintah untuk melakukan pemantauan yang cepat dan tepat dengan
memanfaatkan teknologi RFID melahirkan benturan kepentingan dengan masyarakat
atau konsumen. Kemudahan yang diperoleh oleh perusahaan maupun agen pemerintah tersebut tidak
jarang menjadi ancaman terhadap privasi bagi berbagai pihak.
Masalah privasi yang diangkat sebagai isu pada pada
pemanfaatan sistem RFID secara garis besar meliputi pentingnya pemberian informasi tentang
pemakaian teknologi RFID, pelacakan (tracking), pengembangan profil
(profilng), dan pemakaian sekunder terhadap informasi hasil scanning dengan RFID.
Dua hal yang menjadi kekuatiran utama bagi konsumen dan masyarakat adalah
pelacakan tersembunyi (clandestine tracking) dan pengumpulan data secara
diam-diam (clandestine inventorying). Kedua hal tersebut sangat dimungkinkan
karena tag RFID tidak pernah memberitahu pemilik atau pembawanya dalam
responnya terhadap interogasi dari reader. Bentuk ancaman yang diakibatkan
oleh hal-hal tersebut antara lain kehilangan anonimitas dan tersebarnya data pribadi
yang seharusnya dijaga kerahasiaannya yang tidak jarang dapat
mengakibatkan berkurang atau bahkan hilangnya daya terima pihak lain terhadap
yang bersangkutan.
Saran
Saran saran untuk RFID adalah seperti yang kita ketahui
diatas, dengan munculnya RFID banyak terjadi pro dan kontra. Bagi sebagian yang
tidak setuju dengan RFID, lihatlah pentingnya RFID untuk memperlancar proses
bisnis dalam masyarakat dalam hal keamanan terhadap tindakan kriminal, selain
dari itu keamanan dari RFID harus ditingkatkan lebih maksimal agar dapat
menjaga proses bisnis yang sedang berjalan tetap aman.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2, 2008,
Radio Frequency identification (RFID),http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=11%3Asistem-komunikasi&id=295%3Aradio-frequency-identification-rfid&tmpl=component&print=1&page=&option=com_content&Itemid=15
Anonim3, 2007,
RFID-wikipedia bahasa Indonesia, http://en.wikipedia.org/wiki/RFID
Madhy (2007) ,
Madhy-cyber it’s ok, http://madhy-cyber.web.id/blog/?p=11
Turasto (2007),
RFID, http://www.turasto.com/?cat=459
No comments:
Post a Comment